KORAN SINDO
Diluncurkan pada tahun 2005 dengan
nama Seputar Indonesia, Koran Sindo adalah koran progresif yang ditujukan bagi
segmen dinamis dengan menampilkan beberapa bagian termasuk berita, ekonomi,
bisnis, olahraga, gaya hidup, dan referensi. Koran Sindo hadir membawa semangat baru dalam upaya
mendorong generasi berpikiran maju yang kreatif dan berorientasi pada tindakan.
DATA PEREDARAN
Oplah : 2.8000.000 eksemplar
Nasional: Lokal:
·
Jabodetabek Medan
·
Banda Aceh Palembang
·
Pekan Baru Bandung
·
Batam Semarang
·
Padang DIY
Yogya
· Jambi Surabaya
·
Bengkulu Makassar
·
Pangkalpinang
·
Pontianak
·
Balikpapan
·
Palangkarya
DATA PEMBACA
Koran Sindo mempunyai
336.000 pembaca dari seluruh Indonesia.
A. Jenis
Kelamin
Laki-laki 60%
Perempuan 40%
B. Usia
10-14
tahun 9% 30-39
tahun 24%
15-19
tahun 7% 40-49
tahun 19%
20-29
tahun 29% 50
tahun ke atas 12%
C. Pendidikan
SD 19%
SMP 18%
SMA 31%
Pendidikan
Akademi 19%
Pendidikan
Sarjana 13%
D. Profesi
Wirausaha 21%
Pelajar/mahasiswa 53%
IRT 6%
Profesi
lainnya 5%
DATA TEKNIS
Nama Surat
Kabar : Seputar Indonesia
Penerbit :
PT. Media Nusantara Informasi
Perusahaan :
PT. Media Nusantara Citra Tbk
Terbit :
Pagi, tujuh kali seminggu
Jumlah halaman :
Lokal 24 halaman, Nasional 44 halaman
Format Ukuran :
7 kolom dan tinggi 54 cm
TARIF IKLAN KORAN SINDO
Bagaimana Cara Koran Sindo Mempertahankan Eksistensinya.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, berita informasi tidak hanya
bisa kita dapatkan lewat media cetak seperti surat kabar, majalah dan
sebagainya maupun media elektronik seperti televisi dan radio, namun internet
yang dipandang sebagai media interaktif juga dapat berfungsi sebagai media yang
menyediakan berbagai informasi di dalamnya termasuk berita. Rasa tidak
puas akan informasi yang diperoleh masyarakat lewat media cetak maupun
elektronik berupa televisi, serta kemudahan yang disediakan fasilitas internet
untuk mengakses segala informasi dan menulis berita lewat internet. Dengan hal
itu koran sindo meningkatkan efektivitas pemasaran. Koran Sindo menunggunakan
strategi yang ditawarkan oleh Silver Bullet terhadap para klien mereka dalam
rangka meningkatkan efektivitas pemasaran:
Pertama, menyadari dan
memangkas biaya yang tidak perlu dan tidak efisien disebabkan oleh komunikasi
yang tidak tepat atau tidak mengena. Pemborosan biaya tersebut tidak kita
sadari karena sering tersembunyi, tidak terdeteksi dan sulit diukur. Biaya komunikasi
dengan pelanggan yang tidak efektif tersembunyi dalam model bisnis perusahaan:
discount yang besar, pertumbuhan penjualan dan pangsa pasar yang lambat atau
melambat. Juga dapat di temui di lapangan (field marketing, sales operations)
dan dalam transportasi, mobilisasi produk. Setiap pencapaian di bawah target
akan menciptakan dan menyebabkan pemborosan biaya.
Kedua, tidak jelas dalam membedakan antara sarana, isi pesan dan taktik. Setiap pesan mengandung arti dan memiliki tujuan agar calon pembeli mengambil keputusan dan mewujudkan pembelian.
Ketiga, tidak memiliki model percakapan dalam melakukan sebuah pertemuan dengan calon pembeli yang potensial. Percakapan harus disusun sedemikian rupa mencakup: demand creation, meeting creation, opportunity creation, order creation, urgency creation. Dalam setiap tahapan dibutuhkan pesan yang membujuk, sehingga calon pembeli seperti dihantar menuju sebuah keputusan untuk membeli sebagai solusi terhadap masalah. Pesan yang deskriptif untuk memberikan penjelasan bagi calon pembeli; pesan yang persuasif mendorong calon pembeli untuk melakukan pembelian.
Keempat, mengatur prioritas dengan benar sesuai dengan dampak dan urgensinya. Salah satu keberhasilan dalam pemasaran dan penjualan adalah bagaimana kita menyodorkan kepada calon pembeli pada saat ia membutuhkan. Kebutuhan akan produk atau program menjadi prioritas baginya, dan apa yang menjadi prioritas bagi calon pembeli harus menjadi prioritas bagi kita sebagai penjual.
Kelima, membentuk dan membangun model bisnis yang efektif dalam menghubungi dan melayani pembeli dengan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Seringkali fokus perusahaan terbatas pada bagaimana berhasil menjual, dan mengabaikan bagaimana melayani sebaik-baiknya untuk menimbulkan kepuasan yang tinggi pada pembeli. Ingat pepatah, pembeli adalah raja.
Keenam, mempercepat proses pengembangan produk baru dan peluncurannya di pasar. Salah satu praktik yang banyak terjadi adalah keinginan untuk membuat produk yang sempurna dan karenanya memakan waktu jauh lebih lama daripada seharusnya. Ketika selesai, semua pihak terkait merasa puas dan bangga, namun begitu kaget ketika produk diluncurkan, produk pesaing telah berada di pasar mendahului kita. Tidak ada calon pembeli yang begitu bersabar menunggu produk dari perusahaan kita dan mengabaikan produk dari perusahaan lain, sekalipun lebih unggul.
Ketujuh. Tidak memiliki keahlian dan metode untuk menciptakan pesan yang membujuk. Jika dari kalangan intern tidak ada yang mampu sebaiknya bekerja sama dengan perusahaan iklan jangan memaksakan diri demi efisiensi. Kita setiap hari disuguhi tayangan iklan dan dapat menilai mana-mana iklan yang bagus dan mengena di hati kita, sebaliknya kita tidak menyukai iklan-iklan tertentu yang membosankan dan tidak jelas apa pesannya.
Kedelapan, hindari persaingan intern yang destruktif antara pihak-pihak yang terkait khususnya tim pemasaran dan penjualan. Bersinergilah untuk memenangkan persaingan dan memimpin pasar. Jika ingin bersaing, bersainglah dengan pesaing di pasar bukan di dalam yang justru akan menghambat dan bahkan merusak yang menyebabkan sebuah kegagalan.
Kesembilan, mengombinasikan antara pengetahuan dasar pemasaran dan penjualan. Seorang pemasar harus mengerti dan memahami bagaimana proses penjualan terjadi, sebaliknya para penjual perlu mengerti bagaimanadanapasaja aspek-aspek pemasaran, sehingga mereka dapat mencari titik temu untuk dan demikepentinganperusahaan.
Kedua, tidak jelas dalam membedakan antara sarana, isi pesan dan taktik. Setiap pesan mengandung arti dan memiliki tujuan agar calon pembeli mengambil keputusan dan mewujudkan pembelian.
Ketiga, tidak memiliki model percakapan dalam melakukan sebuah pertemuan dengan calon pembeli yang potensial. Percakapan harus disusun sedemikian rupa mencakup: demand creation, meeting creation, opportunity creation, order creation, urgency creation. Dalam setiap tahapan dibutuhkan pesan yang membujuk, sehingga calon pembeli seperti dihantar menuju sebuah keputusan untuk membeli sebagai solusi terhadap masalah. Pesan yang deskriptif untuk memberikan penjelasan bagi calon pembeli; pesan yang persuasif mendorong calon pembeli untuk melakukan pembelian.
Keempat, mengatur prioritas dengan benar sesuai dengan dampak dan urgensinya. Salah satu keberhasilan dalam pemasaran dan penjualan adalah bagaimana kita menyodorkan kepada calon pembeli pada saat ia membutuhkan. Kebutuhan akan produk atau program menjadi prioritas baginya, dan apa yang menjadi prioritas bagi calon pembeli harus menjadi prioritas bagi kita sebagai penjual.
Kelima, membentuk dan membangun model bisnis yang efektif dalam menghubungi dan melayani pembeli dengan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Seringkali fokus perusahaan terbatas pada bagaimana berhasil menjual, dan mengabaikan bagaimana melayani sebaik-baiknya untuk menimbulkan kepuasan yang tinggi pada pembeli. Ingat pepatah, pembeli adalah raja.
Keenam, mempercepat proses pengembangan produk baru dan peluncurannya di pasar. Salah satu praktik yang banyak terjadi adalah keinginan untuk membuat produk yang sempurna dan karenanya memakan waktu jauh lebih lama daripada seharusnya. Ketika selesai, semua pihak terkait merasa puas dan bangga, namun begitu kaget ketika produk diluncurkan, produk pesaing telah berada di pasar mendahului kita. Tidak ada calon pembeli yang begitu bersabar menunggu produk dari perusahaan kita dan mengabaikan produk dari perusahaan lain, sekalipun lebih unggul.
Ketujuh. Tidak memiliki keahlian dan metode untuk menciptakan pesan yang membujuk. Jika dari kalangan intern tidak ada yang mampu sebaiknya bekerja sama dengan perusahaan iklan jangan memaksakan diri demi efisiensi. Kita setiap hari disuguhi tayangan iklan dan dapat menilai mana-mana iklan yang bagus dan mengena di hati kita, sebaliknya kita tidak menyukai iklan-iklan tertentu yang membosankan dan tidak jelas apa pesannya.
Kedelapan, hindari persaingan intern yang destruktif antara pihak-pihak yang terkait khususnya tim pemasaran dan penjualan. Bersinergilah untuk memenangkan persaingan dan memimpin pasar. Jika ingin bersaing, bersainglah dengan pesaing di pasar bukan di dalam yang justru akan menghambat dan bahkan merusak yang menyebabkan sebuah kegagalan.
Kesembilan, mengombinasikan antara pengetahuan dasar pemasaran dan penjualan. Seorang pemasar harus mengerti dan memahami bagaimana proses penjualan terjadi, sebaliknya para penjual perlu mengerti bagaimanadanapasaja aspek-aspek pemasaran, sehingga mereka dapat mencari titik temu untuk dan demikepentinganperusahaan.
Tidak hanya meningkatkan efektivitas pemasaran, koran sindo juga
megambil langkah dengan membuat situs berita online yaitu sindonews.com. Jadi
menurut saya koran sindo akan tetap bertahan eksistensinya dalam persaingan di era
digital ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar