Jumat, 14 September 2018

PERAN DAN FUNGSI PUBLIC RELATION.


Peran dan fungsi seorang public relations sangatlah dibutuhkan bagi organisasi atau perusahaan. Public Relations bida sebagai jembatan penghubung antara dua belah pihak. Seperti  antara perusahaan dan public, atau antara manajemen dengan karyawaannya agar tercapainya mutual understanding antara kedua belah pihak. Public relations bertindak sebagai komunikator ketika manajemen berhubungan  dengan para karyawan.  Berikut peran dari  Public Relation:
1.            Teknisi komunikasi (communication Technician)
Peranan teknisi komunikasi ini menjadikan praktisi Public Relations sebagai jurnalis. Karena pada tahap ini kemampuan sebagai jurnalis sangat dibutuhkan. PR diarahkan untuk berperan menulis. Menulis news letter, menulis news release, menulis feature, artikel, mengemangkan isi web, menangani kontak media  dan pekerjaan teknis lainnya. Ia tidak dilibatkan dalam mengambil keputusan, peran mereka lebih ke arah penulisan, hanya menggunakan keterampilan dan mengimplementasikan program.
Beberapa indicator yang menunjukkan peran seorang teknisi komunikasi adalah menulis materi-materi, mengedit/menulis kembali untuk oengecekan tata bahasa, memproduksi brosur dan pamflet.
2.   Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator)
Peran fasilitator komunikasi bagi praktisi Public Realtion adalah sebagai pendengar yang peka dan penyedia informasi. Fungsi praktis adalah sebagai penghubung, interpreter dan mediator antara organisasi dengan publiknya. Peran ini memelihara komunikasi dua arah dan memfasilitasi pertukaran informasi dengan menciptakan dan memelihara saluran-saluran komunikasi yang diperlukan.

Adapun beberapa indikator yang menunjukkan peran ini adalah menjaga agar pihak manajemen selalu mendapat informasi terbaru, melaporkan setiap hasil survey opini opini public, menjaga agar setiap orang dalam organisasi tersebut memperoleh informasi

3.   Fasilitator Pemecahan Masalah (Problem Solving Facilitator)
Praktisi yang menjalankan peran ini bekerja sama dengan para manajer untuk memecahkan masalah. Prakisi Public Relation menjadi bagian dari tim strategis. Hal ini bisa terjadi bila praktisi mampu mempergunakan dan menunjukkan keterampilan dan nilai dirinya dalam membantu manajemen dalam memecahkan masalah. Koloborasi dan musyawarah dimulai dengan persoalan pertama dan kemudia sampai ke evauasi program final.

Indikator yang menunjukkan seseorang berperan ini adalah memenuhi kebutuhan akan perencanaan Public relation yang sistematis, berkerja sama dengan pihak manajemen dalam meningkatkan keterampilan.

4.   Penasehat Ahli  (Expert Presciber)
Seorang expert presciber adalah seorang yang menjalankan peran seperti seorang konsultan. Ia adalah seorang yang dapat dipercaya untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Hubngan dengan klien seperti hubungan antara dokter dengan pasien dimana pasien hanya pasif mendapat asukan dan nasehat.

Paktisi yang berperan sebagai expert presciber akan mengidentifikasi masalah, mengembangkan rancangan program dan memegang tanggung jawab penuh dalam implementasi program yang telah dirancang. Kegagalan dan keberhasilan suatu program oleh klien sepenuhnya merupakan tanggung jawab penasehat ahli ini.

Adapun indicator peran ini adalah membuat kebijkan komunikasi, mendiagnosa masalah-masalah pr, merencanakan dan merekomendasikan tindakan yang harus dilakukan.


Sementara fungsi dari public relation menurut Cutlip & Center adalah
1.   Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya sebagai khalayak sasaran.
2.   Mengidentifikasikan yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.
3.   Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama.
4.   Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya ata terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak (Ruslan,1998:3II)

Contoh kasus: PR Selamatkan Nestle dari Kehancuran
        Pada Februari tahun 2013, terjadi kasus yang cukup menggemparkan negara-negara yang berada di Eropa. Nestle, sebuah perusahaan ternama yang bergerak di bidang makanan dan minuman diketahui menjual makanan yang mengandung DNA daging kuda di dalam produk daging sapi. Memang DNA kuda yang ditemukan tidak besar, tetapi jumlahnya di atas 1%. Produk yang terkontaminasi DNA daging kuda tersebut adalah Buitoni Ravioli Beef dan Tortellini Beef. Hal ini tentu membuat pihak dari Nestle bingung. Pasalnya, produk ini sudah tersebar di 12 negara. Inggris, Prancis, Italia, Belanda, Jerman, Swedia, Yunani, Spanyol, Irlandia, dan Romania adalah negara-negara yang sudah menerima produk tersebut (“Nestle temukan daging kuda di produk daging sapi”, 2013). 
            Public Relations dari perusahaan Nestle menjadi begitu penting dalam kasus ini. Setelah pihak dari Nestle memutuskan untuk menarik peredaran produk-produk yang diduga kuat sudah terkontaminasi DNA daging kuda dari 12 negara secepatnya dan juga menghentikan sementara pengambilan daging sapi dari pemasok daging utama mereka, HJ Schypke, Public Relations dari Nestle langsung melakukan konfirmasi kepada publik. Hal ini menjadi sangat penting karena isu-isu yang beredar di antara masyarakat meluas dan berkembang sangat cepat. PR dari Nestle mengatakan bahwa Nestle akan menghentikan sementara produksi Buitoni Ravioli Beef dan Tortellini beef dan juga pihak Nestle mereka telah memutus sementara pengambilan daging sapi dari pemasok daging mereka yang mereka duga sebagai akar dari masalah ini. PR dari Nestle juga mengatakan bahwa pihak Nestle akan menarik produk-produk daging sapi yang diduga sudah tercemar DNA daging kuda, dan mengatakan mereka akan melakukan uji produk daging sapi agar produk-produk yang mereka hasilkan tetap bersih dan berkualitas baik.
            Tidak hanya membangun relasi yang baik dengan publik, seorang Public Relations dari Nestle juga berusaha membangun relasi yang baik di dalam perusahaan. PR Nestle mengarahkan agar Nestle terus bisa memproduksi produk-produk yang berkualitas tinggi. Hal ini perlu dilakukan karena bukan tidak mungkin ada beberapa pihak yang sedikit terguncang karena terjadinya kasus ini.
            Pada 23 Februari 2013, setelah Nestle menetapkan kesalahan ada di pihak pemasok daging sapi utama mereka (HJ Schypke), dan akhirnya memutuskan untuk tidak bekerja sama lagi dengan mereka, PR Nestle kembali melakukan konfirmasi kepada publik. PR Nestle mengatakan bahwa mereka telah memutus kontrak dengan pihak HJ Schypke dan telah mengganti pemasok daging sapi utama mereka. PR Nestle juga meminta maaf kepada publik karena telah tidak teliti dan tidak memberikan produk yang memiliki standar tinggi seperti yang diharapkan publik. PR Nestle juga menambahkan pihak Nestle berjanji akan meningkatkan pengawasan terhadap produk-produk yang mereka buat dan juga meningkatkan kualitas dan kebersihan dari produk mereka (Zuckerman, 2013).
            Tetapi tugas seorang Public Relations tidak hanya berhenti di sana saja. Setelah semuanya berakhir, PR Nestle harus kembali membangun relasi dan kepercayaan yang baik dengan publik agar produk-produk dari Nestle kembali bisa mengambil hati publik. PR Nestle dapat kembali mengambil hati publik dengan cara membuat iklan yang ditampilkan lewat media massa dan juga membuat event untuk publik. World Water Week pada tahun 2013, Expo 2015, dan World Economic Forum tahun 2016 adalah beberapa event yang diciptakan untuk menarik hati publik (Nestle, 2016). Kita juga bisa menemukan iklan dari produk-produk Nestle dengan mudah baik itu di koran, televisi, maupun media massa lainnya.

Analisis:
Seorang Public Relations mempunyai tugas yang cukup penting dalam sebuah perusahaan. Tidak hanya untuk menjaga hubungan baik antara suatu perusahaan dengan masyarakat, seorang Public Relations juga harus bisa menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan perusahaan lainnya. Hal ini menjadi sangat penting, karena jika publik dan perusahaan lain mempunyai citra yang buruk terhadap sebuah perusahaan, maka perusahaan tersebut akan sulit untuk bisa bersaing dengan perusahaan lainnya. Sehingga sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk bisa menanamkan nilai-nilai positif dari perusahaan tersebut di mata publik dan juga perusahaan lainnya. Public Relations harus bisa melihat tidak hanya kepentingan sebuah perusahaan tetapi juga kepentingan-kepentingan publik. Seorang Public Relations bertugas untuk memelihara, mengembangkan dan mempertahankan adanya komunikasi dua arah antara publik dan perusahaan. Komunikasi timbal balik ini sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan untuk mengatasi dan juga meminimalkan kemungkinan munculnya masalah.
Dalam kasus ini Public Relation dari Nestle berperan sebagai penasehat ahli karena merencenakan dan merekomendasikan tindakan yang harus dilakukan. Dan berperan juga sebagai fasilitator pemecah masalah karena bekerja sama dengan pihak manajemen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERAN DAN FUNGSI PUBLIC RELATION. Peran dan fungsi seorang public relations sangatlah dibutuhkan bagi organisasi atau perusahaan. Pub...