PERAN DAN FUNGSI PUBLIC RELATION.
Peran dan fungsi seorang public relations sangatlah
dibutuhkan bagi organisasi atau perusahaan. Public Relations bida sebagai
jembatan penghubung antara dua belah pihak. Seperti antara perusahaan dan public, atau antara
manajemen dengan karyawaannya agar tercapainya mutual understanding antara
kedua belah pihak. Public relations bertindak sebagai komunikator ketika
manajemen berhubungan dengan para karyawan. Berikut peran dari Public Relation:
1.
Teknisi
komunikasi (communication Technician)
Peranan teknisi komunikasi ini
menjadikan praktisi Public Relations sebagai jurnalis. Karena pada tahap ini
kemampuan sebagai jurnalis sangat dibutuhkan. PR diarahkan untuk berperan
menulis. Menulis news letter, menulis news release, menulis feature, artikel,
mengemangkan isi web, menangani kontak media dan pekerjaan teknis lainnya. Ia tidak
dilibatkan dalam mengambil keputusan, peran mereka lebih ke arah penulisan,
hanya menggunakan keterampilan dan mengimplementasikan program.
Beberapa indicator yang menunjukkan
peran seorang teknisi komunikasi adalah menulis materi-materi, mengedit/menulis
kembali untuk oengecekan tata bahasa, memproduksi brosur dan pamflet.
2. Fasilitator Komunikasi (Communication
Facilitator)
Peran
fasilitator komunikasi bagi praktisi Public Realtion adalah sebagai pendengar
yang peka dan penyedia informasi. Fungsi praktis adalah sebagai penghubung,
interpreter dan mediator antara organisasi dengan publiknya. Peran ini
memelihara komunikasi dua arah dan memfasilitasi pertukaran informasi dengan
menciptakan dan memelihara saluran-saluran komunikasi yang diperlukan.
Adapun
beberapa indikator yang menunjukkan peran ini adalah menjaga agar pihak
manajemen selalu mendapat informasi terbaru, melaporkan setiap hasil survey
opini opini public, menjaga agar setiap orang dalam organisasi tersebut
memperoleh informasi
3. Fasilitator Pemecahan Masalah
(Problem Solving Facilitator)
Praktisi
yang menjalankan peran ini bekerja sama dengan para manajer untuk memecahkan
masalah. Prakisi Public Relation menjadi bagian dari tim strategis. Hal ini
bisa terjadi bila praktisi mampu mempergunakan dan menunjukkan keterampilan dan
nilai dirinya dalam membantu manajemen dalam memecahkan masalah. Koloborasi dan
musyawarah dimulai dengan persoalan pertama dan kemudia sampai ke evauasi
program final.
Indikator
yang menunjukkan seseorang berperan ini adalah memenuhi kebutuhan akan
perencanaan Public relation yang sistematis, berkerja sama dengan pihak
manajemen dalam meningkatkan keterampilan.
4. Penasehat Ahli (Expert Presciber)
Seorang
expert presciber adalah seorang yang menjalankan peran seperti seorang
konsultan. Ia adalah seorang yang dapat dipercaya untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapi. Hubngan dengan klien seperti hubungan antara dokter dengan
pasien dimana pasien hanya pasif mendapat asukan dan nasehat.
Paktisi
yang berperan sebagai expert presciber akan mengidentifikasi masalah,
mengembangkan rancangan program dan memegang tanggung jawab penuh dalam
implementasi program yang telah dirancang. Kegagalan dan keberhasilan suatu
program oleh klien sepenuhnya merupakan tanggung jawab penasehat ahli ini.
Adapun
indicator peran ini adalah membuat kebijkan komunikasi, mendiagnosa
masalah-masalah pr, merencanakan dan merekomendasikan tindakan yang harus
dilakukan.
Sementara
fungsi dari public relation menurut Cutlip & Center adalah
1.
Membina hubungan yang
harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya sebagai khalayak sasaran.
2.
Mengidentifikasikan
yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap
badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.
3.
Melayani keinginan
publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi untuk
tujuan dan manfaat bersama.
4.
Menciptakan
komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta
pesan dari badan/organisasi ke publiknya ata terjadi sebaliknya demi
tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak (Ruslan,1998:3II)
Contoh kasus: PR
Selamatkan Nestle dari Kehancuran
Pada
Februari tahun 2013, terjadi kasus yang cukup menggemparkan negara-negara yang
berada di Eropa. Nestle, sebuah perusahaan ternama yang bergerak di bidang
makanan dan minuman diketahui menjual makanan yang mengandung DNA daging kuda
di dalam produk daging sapi. Memang DNA kuda yang ditemukan tidak besar, tetapi
jumlahnya di atas 1%. Produk yang terkontaminasi DNA daging kuda tersebut
adalah Buitoni Ravioli Beef dan Tortellini Beef. Hal ini tentu membuat pihak
dari Nestle bingung. Pasalnya, produk ini sudah tersebar di 12 negara. Inggris,
Prancis, Italia, Belanda, Jerman, Swedia, Yunani, Spanyol, Irlandia, dan
Romania adalah negara-negara yang sudah menerima produk tersebut (“Nestle
temukan daging kuda di produk daging sapi”, 2013).
Public Relations dari perusahaan Nestle
menjadi begitu penting dalam kasus ini. Setelah pihak dari Nestle memutuskan
untuk menarik peredaran produk-produk yang diduga kuat sudah terkontaminasi DNA
daging kuda dari 12 negara secepatnya dan juga menghentikan sementara
pengambilan daging sapi dari pemasok daging utama mereka, HJ Schypke, Public
Relations dari Nestle langsung melakukan konfirmasi kepada publik. Hal ini
menjadi sangat penting karena isu-isu yang beredar di antara masyarakat meluas
dan berkembang sangat cepat. PR dari Nestle mengatakan bahwa Nestle akan
menghentikan sementara produksi Buitoni Ravioli Beef dan Tortellini beef dan
juga pihak Nestle mereka telah memutus sementara pengambilan daging sapi dari
pemasok daging mereka yang mereka duga sebagai akar dari masalah ini. PR dari
Nestle juga mengatakan bahwa pihak Nestle akan menarik produk-produk daging
sapi yang diduga sudah tercemar DNA daging kuda, dan mengatakan mereka akan
melakukan uji produk daging sapi agar produk-produk yang mereka hasilkan tetap
bersih dan berkualitas baik.
Tidak hanya membangun relasi yang baik dengan publik, seorang Public
Relations dari Nestle juga berusaha membangun relasi yang baik di dalam
perusahaan. PR Nestle mengarahkan agar Nestle terus bisa memproduksi
produk-produk yang berkualitas tinggi. Hal ini perlu dilakukan karena bukan
tidak mungkin ada beberapa pihak yang sedikit terguncang karena terjadinya
kasus ini.
Pada 23 Februari 2013, setelah Nestle menetapkan kesalahan ada di pihak pemasok
daging sapi utama mereka (HJ Schypke), dan akhirnya memutuskan untuk tidak
bekerja sama lagi dengan mereka, PR Nestle kembali melakukan konfirmasi kepada
publik. PR Nestle mengatakan bahwa mereka telah memutus kontrak dengan pihak HJ
Schypke dan telah mengganti pemasok daging sapi utama mereka. PR Nestle juga
meminta maaf kepada publik karena telah tidak teliti dan tidak memberikan
produk yang memiliki standar tinggi seperti yang diharapkan publik. PR Nestle
juga menambahkan pihak Nestle berjanji akan meningkatkan pengawasan terhadap produk-produk
yang mereka buat dan juga meningkatkan kualitas dan kebersihan dari produk
mereka (Zuckerman, 2013).
Tetapi tugas seorang Public Relations tidak hanya berhenti di sana saja.
Setelah semuanya berakhir, PR Nestle harus kembali membangun relasi dan
kepercayaan yang baik dengan publik agar produk-produk dari Nestle kembali bisa
mengambil hati publik. PR Nestle dapat kembali mengambil hati publik dengan
cara membuat iklan yang ditampilkan lewat media massa dan juga membuat event
untuk publik. World Water Week pada tahun 2013, Expo 2015, dan World Economic
Forum tahun 2016 adalah beberapa event yang diciptakan untuk menarik
hati publik (Nestle, 2016). Kita juga bisa menemukan iklan dari produk-produk
Nestle dengan mudah baik itu di koran, televisi, maupun media massa lainnya.
Analisis:
Seorang
Public Relations mempunyai tugas yang cukup penting dalam sebuah
perusahaan. Tidak hanya untuk menjaga hubungan baik antara suatu perusahaan
dengan masyarakat, seorang Public Relations juga harus bisa menjaga
hubungan baik antara perusahaan dengan perusahaan lainnya. Hal ini menjadi
sangat penting, karena jika publik dan perusahaan lain mempunyai citra yang
buruk terhadap sebuah perusahaan, maka perusahaan tersebut akan sulit untuk
bisa bersaing dengan perusahaan lainnya. Sehingga sangat penting bagi sebuah
perusahaan untuk bisa menanamkan nilai-nilai positif dari perusahaan tersebut
di mata publik dan juga perusahaan lainnya. Public Relations harus bisa
melihat tidak hanya kepentingan sebuah perusahaan tetapi juga
kepentingan-kepentingan publik. Seorang Public Relations bertugas untuk
memelihara, mengembangkan dan mempertahankan adanya komunikasi dua arah antara
publik dan perusahaan. Komunikasi timbal balik ini sangat diperlukan oleh
sebuah perusahaan untuk mengatasi dan juga meminimalkan kemungkinan munculnya
masalah.
Dalam
kasus ini Public Relation dari Nestle berperan sebagai penasehat ahli karena
merencenakan dan merekomendasikan tindakan yang harus dilakukan. Dan berperan
juga sebagai fasilitator pemecah masalah karena bekerja sama dengan pihak
manajemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar